Minggu, 12 Agustus 2012

Sekilas Fermentasi Jerami

Jerami padi merupakan limbah tanaman pertanian yang sangat potensial sebagai pakan hijauan. Bagi yang tidak tahu seringkali jerami padi yang dianggap limbah tersebut dibakar disawah karena menggunung dan menyita ruang lahan pertanian, tindakan tersebut  notabene dapat merusak struktur tanah.

Padahal jerami padi dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pakan ternak yaitu sebagai hijauan tunggal. Jerami padi mengandung sedikit protein, lemak dan pati serta serat kasar yang relatif tinggi karena lignin dan silikanya tinggi.                
          
Untuk penyiapan jerami padi  sebagai pakan ternak, perlu diberi perlakuan secara biologis dengan menggunakan probiotik. Probiotik merupakan produk bioteknologi yang mengandung polimikroorganisme, lignolitik, proteolitik, amilolitik, sellulolitik, lipolitik dan nitrogen non simbiotik yang dapal memfermentasi jerami sehingga dapat meningkatkan kualitas dan nilai kecernaannya.

Cara Membuat Fermentasi Pakan Dengan Segala Macam Jerami
  • Siapkan Jerami,  galaran untuk alas, siapkan air, siapkan SOC, Siapkan Bekatul dan tempat untuk proses fermentasi yaitu bisa dengan terpal atau tempat lain yang dapat ditutup rapat
  • Tumpuk atau susun jerami kering sampai kira-kira ketebalan 20-30cm, kemudian siram dengan air yang sudah dicampur soc (takaran 5 tutup / 15 liter air) sampai kira-kira kadar air 60%, taburi bekatul diatas tumpukan jerami secara halus dan merata, tumpuk lagi jerami dilapisan atasnya dan perlakukan sama dengan perlakuan sebelumnya.  Demikian seterusnya sampai pada ketinggian tumpukan jerami sesuai yang dikehendaki. Langkah selanjutnya tutup rapat tumpukan jerami tersebut 1-3 hari.  Setelah itu tumpukan jerami yang  ditutup DIBUKA dan diangin-anginkan sebentar agar DINGIN sebelum diberikan untuk pakan ternak. Simpan di tempat yang teduh (terhindar dari sinar matahari dan air hujan) untuk persediaan pakan  ternak sampai dengan berbulan-bulan 
  • Kelebihan proses fermentasi jerami padi dengan SOC, hanya memerlukan waktu sehari (1x24jam) sehingga ternak dan peternak tidak REPOT menunggu terlalu LAMA untuk pemberian pakan ternaknya 
  • Untuk 5 tutup botol SOC (dengan pencampuran air 15-45 liter air) dapat digunakan mem-fermentasi jerami kurang lebih 1,5 kwintal (praktis-cepat -murah)
sumber : http://mitra-hcs.com/index.php/fermentasi-pakan/fermentasi-jerami

Selasa, 07 Agustus 2012

Ayoo beTernak Ayam Pedaging (Broiler)

Pada saat pulang kerja, kadang-kadang kita tidak mempunyai kegiatan untuk mengisi waktu luang yang masih tersedia sekitar 2 jam setelah Subuh sebelum berangkat kerja dan sekitar 2 - 3 jam sebelum menjelang Magrib.

Dengan mengisi waktu yang terluang untuk kegiatan yang menguntungkan, serta dapat juga dengan mempekerjakan seorang yang bertugas untuk menjaga dan mengawasi keadaan ternak dan tentunya pemilihan tempat peternakan yang jauh dari pemukiman penduduk, misalnya kebun atau sawah.

Sungguh kebutuhan masyarakat akan daging segar sangat belum tercukupi dengan pasokan daging di beberapa daerah, sehingga beternak ayam pedaging (Broiler) atau yang lebih dikenal dengan ayam potong di beberapa daerah mempunyai prospek yang cerah. Daging ayam merupakan daging favorit di negara kita, karena hampir 100% orang Indonesia suka makan daging ayam. Sehingga berbisnis ternak ayam potong merupakan peluang yang sangat bagus untuk dikembangkan. Beberapa waktu yang lalu, bisnis ayam potong sempat mengalami kemunduran ketika flu burung melanda dunia.

Banyak pengusaha ayam potong yang gulung tikar karena daging ayam menjadi “tersangka” utama sehingga menyebabkan orang takut mengkonsumsi daging ayam lagi. Sekarang isu flu burung sudah perlahan menghilang, inilah prospek cerah untuk beternak ayam potong yang mulai menguat kembali.

Ayam yang umum dikembangkan sebagai ayam potong adalah ayam ras pedaging atau broiler. Ayam ras pedaging tersebut merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Selain itu ayam broiler juga meiliki kelebihan karena hanya dengan waktu 5-6 minggu sudah bisa dipanen.

Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia. Untuk memulai usaha di bidang ternak ayam ini, persiapan sarana, prasarana, dan peralatan harus maksimal. Hal yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Kandang Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras yaitu: - Persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35ยบ C - Kelembaban berkisar antara 60-70% -

Penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada - Tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang - Model kandang disesuaikan dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang baterai.

2.  Peralatan - Litter (alas lantai) Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang.

Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.

- Indukan atau brooder Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
- Tempat bertengger

Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur. -Tempat makan, minum dan tempat grit Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat.

 Untuk tempat grit dengan kotak khusus - Alat-alat yang lainnya Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain. 3. Pembibitan Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya b. pertumbuhan dan perkembangannya normal c. ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya. d. tidak ada lekatan tinja di duburnya. Pemilihan Bibit dan Calon Induk Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/ DOC (Day Old Chicken)/ ayam umur sehari: a. Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat. b. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya . c. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya. d. Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik. e. Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram. f. Tidak ada letakan tinja diduburnya.

Sementara untuk pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu: a. Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya.

Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air. b. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor. Analisa Ekonomi:
a. Pengeluaran
1). Modal tetap, meliputi:
a) Kandang ayam ukuran 3x3 m : 5 buah :Rp. 350.000,-
b) Tempat minum ayam : 10 buah :Rp. 70.000,-
c) Tempat makan ayam : 10 buah :Rp. 60.000,-
d) Lampu penerangan : 4 buah :Rp. 20.000,- Jumlah :Rp. 500.000,-

2).Modal tidak tetap, meliputi:

a) Pembelian anakayam sebanyak 200 ayam @ 6500:Rp. 1.300.000,-
b) Pembelian Kosentrat (BR) 5 karung @50 kg :Rp. 1.450.000,-
c) Pembelian obat-obatan :Rp. 150.000,-
d) Biaya listrik :Rp. 50.000,- Jumlah :Rp. 2.950.000,- Modal total :Rp. 3.450.000,-

3).Penyusutan modal tidak tetap :Rp. 50.000,- Total pengeluaran :Rp. 3.000.000,- Hasil yang diharapkan dalam satu kali periode panen usaha ini,Bobot berat ayam sekarang menjadi + 1,5 kg - 2 kg dari berat sebelumnya.

b. Pemasukan
Catatan = Harga 1kg daging ayam (kepedagang) :Rp. 15.000,- 1). Hasil penjualan ayam Pada kandang ukuran 3x3 m @1.5kg :Rp. 22.500,- Maka : 50 ayam x Rp.22.500,- :Rp. 1.125.000,- 2).Karena ada 5buah kandang ayam, maka 5 x Rp. 1.125.000,- :Rp. 5.625.000.- 3).Kemungkinan ayam yang mati = 5% (10 ekor) :Rp. 225.000.- 4).Jadi total pendapatan :Rp. 5.400.000,- c. Keuntungan :Rp. 2.400.000’- Laba bersih selama 1 periode panen(4-5minggu) :Rp. 2.400.000,-

Diolah dari “Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas”